Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - satyana

Pages: 1 [2] 3 4 5
16















17










18
Terima kasih kepada yang sudah mengirim foto kepada kami, yang lain siapa menyusul mengirim foto? silahkan , ditunggu
































19












20














21
















22
Buku BSE (Buku Sekolah Elektronik) / Kesan Pengguna BukuBSE via Buku Tamu
« on: October 21, 2014, 05:26:59 PM »
Terima kasih kepada yang sudah mengisi buku tamu :


















23
Buku Digital & Tablet = Dunia Masa Depan Pendidikan Indonesia Agar Bisa Bersaing dengan Negara-negara Lain



Membaca berita bahwa Sekolah-sekolah di Los Angeles mengeluarkan dana lebih dari 300 milyar rupiah untuk membeli Ipad yg akan digunakan sebagai sarana membantu belajar murud-murid di Los Angeles, membuat saya berpikir, hebat sekali..kapan Indonesia bisa seperti itu? Buku Digital adalah masa depan dari Buku Sekolah, semakin cepat penetrasi ke arah itu maka akan semakin cepat baik.

Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah pernah memulai kearah ini, yaitu pada th 2008 memfasilitasi Buku Sekolah Elektronik. Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan salah satu terobosan kebijakan pemerintah yang patut dipuji. Idenya sederhana saja. Pemerintah (Kemdiknas) membeli hak cipta buku-buku sekolah di berbagai jenjang pendidikan (SD, SLTP, SLTA & SMK), kemudian buku tersebut diunggah ke website yang sengaja dibuat (http://bse.kemdiknas.go.id) sehingga bisa diunduh dan diperbanyak oleh siapa saja secara gratis, ini adalah revolusi yang sangat bagus dan patut didukung. Sampai saat ini sudah ada lebih dari 1300 Buku BSE yg hak ciptanya dimiliki oleh pemerintah. Buku BSE bisa dianggap sebagai HARTA KARUN PENDIDIKAN yang harus digali & dimanfaatkan sebanyak mungkin oleh semua pelajar & guru di seluruh Indonesia.

Namun pada kenyataannya sampai beberapa tahun kemudian, pemanfaatan Buu BSE belum meksimal, banyak lontaran negatif yg muncul : internet yg pelan, tidak semua daerah punya komputer, untuk membuka buku harus bertele-tele, pakai komputer membacanya tak praktis, dsb. Padahal kita semua tahu bahwa suatu masa yang namanya buku kertas akan semakin tergeser, selain mahal juga prosesnya ikut menggunduli pohon-pohon diseluruh dunia. Harusnya efek negatif dari penerapan buku digital ini harus kita minimalisasi sambil terus berjalan maka problem-problem tersebut akan semakin berkurang dengan kemajuan teknologi.

Ada teman yang mengatakan bahwa masalah Buku Pendidikan di Indonesia sulit untuk diatasi sebab ini menyangkut proyek-proyek dengan nilai rupiah yg besar sekali, mencapai triliun rupiah!. Banyak tangan yg bermain disini, tentu saja mereka tak mau bisnis mereka terganggu. Namun harus disadari oleh semua insan di Indonesia bahwa era buku cetak akan menyusut terus, jika Indonesia tidak segera memanfaatkan Buku Digital maka akan kalah bersaing dengan negara-negara lain yg sudah lebih dulu memanfaatkannya.

Kita coba hitung perputaran rupiah yg terjadi tiap tahunnya : jika jumlah pelajar di Indonesia mencapai 40 juta, dan setiap pelajar biaya pembelian buku-buku mencapai 300 rb per orang : 40.000.000 x Rp 300.000 = Rp. 12.000.000.000.000,-, ternyata besar sekali.

Kita harus berterimakasih kepada Steve Jobs yang pada th 2010 meluncurkan Ipad yang salah satu manfaatnya bisa digunakan sebagai sarana pembaca buku digital, yg mana keunggulannya dibandingkan komputer (sebagai alat baca) sangat banyak, diantaranya : baterai jauh lebih tahan lama, sangat ringan, mudah dibawa-bawa, untuk menyalakan ipad hanya butuh beberapa detik saja, aplikasi pembaca buku sudah disediakan oleh Apple.

Sayang disayang, harga Ipad mahal sekali, melihat harganya yg diatas 3 jutaan maka kurang cocok dengan kondisi Indonesia.

Untung ada Android!, kita harus berterima kasih kepada Google yg menciptakan OS yg bisa dipakai oleh siapa saja, sehingga memungkinkan harga tablet akan semakin turun dari tahun ketahun. Penulis menemukan  Tablet Android 7 inchi yg harganya Rp. 700rb disebuah mall, ini menarik sekali, jika di Tablet ini diinstall 1.300 Buku BSE maka nilai sebuah bukunya hanya  538 rupiah saja, lebih murah dari nilai biaya parkir sepeda motor.

Sekarang tinggal bagaimana pemerintah meneruskan program BSE yg juga disertai dengan penyediaan sarana alat pembaca Buku BSE yg tepat, sehingga para pelajar & guru bisa dengan mudah memanfaatkan harta karun pendidikan ini untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar kedepan Indonesia tidak semakin ketinggalan dari negara-negara lain yg sudah lebih dulu memanfaatkan Buku Digital ini.

Untuk Buku BSE bisa ditambahkan terus, tentunya dengan seleksi yg ketat agar terpilih buku-buku yang bermutu. Untuk penyediaan piranti pembaca Buku BSE ini pemerintah bisa langsung berhubungan langsung dengan pabrik-pabrik pembuat Tablet, penulis yakin harga bisa ditekan terus, sampai dibawah Rp. 500 ribu per tablet. Setiap sekolah mendapat 1 buah tablet yg sudah diisi lebih dari 1300 Buku BSE, maka setiap sekolah sudah mempunyai Pustaka Buku lengkap yang pasti sangat bermanfaat, minimal bagi para Guru untuk meningkatkan mutu materi pelajaran bagi anak-anak didik mereka.

Dapat dibayangkan berapa biaya yg bisa dihemat oleh Bangsa kita jika program Buku Digital ini bisa dijalankan? puluhan triliun rupiah !

Jika semua pelajar & guru banyak memanfaatkan ?Harta Karun Pendidikan? ini maka mutu pendidikan Indonesia akan naik terus

Bagaimana menurut pandangan anda?

sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/01/buku-digital-tablet-dunia-masa-depan-pendidikan-indonesia-agar-bisa-bersaing-dengan-negara-negara-lain-580841.html

24
Buku Sekolah Elektronik Menarik Bagi Banyak Negara



BSE -Buku Sekolah Elektroni adalah salah satu yang membuat Onno Purbo  menjadi bintang dalam konferensi ICTD 2009 yang berlangsung di Carnegie Mellon University di Qatar, pada 16-19 April 2009 lalu.

Atas partisipasinya di ajang dunia tersebut, banyak praktisi dunia berdecak kagum kepada Indonesia atas pengalamannya memanfaatkan Wajanbolic e-goen, VoIP Rakyat dan ebook Open Source untuk sekolah.

Bahkan, peserta dari Harvard, Grameen Foundation, Islamic Development Bank (IDB), Mesir dan banyak lembaga internasional lainnya, melakukan pendekatan khusus kepada Onno untuk melihat kemungkinan mengadopsi dan melakukan "scaling up" atas apa yang telah dilakukan Indonesia agar bisa digunakan di berbagai negara lain.

Dijelaskan Onno, khususnya pendekatan Buku Sekolah Elektronik (BSE) TIK Open Source menjadi sangat menarik bagi banyak negara, karena mereka tidak terpikir untuk membuat BSE TIK untuk mengopensourcekan negaranya.

"Tidak heran Mesir langsung menghubungi saya untuk melihat kemungkinan untuk mengadopsi pendekatan yang dilakukan Indonesia dalam mengopensourcekan bangsanya", ujar Onno dalam surat elektroniknya kepada detikINET.

Tentu ini menjadi apresiasi yang luar biasa terhadap Indonesia. Kerja keras untuk lebih memasyaratkatkan Open Source lewat buku elektronik diacungi jempol oleh dunia.

"Indonesia adalah negara terdepan yang secara serius mengopensourcekan negaranya melalui pendidikan", pungkas Onno.

Sumber :
http://www.visikata.com/bse-buku-sekolah-elektronik-menarik-bagi-banyak-negara/

25
Sumber :
https://id.berita.yahoo.com/aplikasi-buku-bse-mahoni-sediakan-095057885.html

Aplikasi Buku BSE Mahoni Sediakan 1600 Koleksi Buku Pelajaran Digital secara Gratis

Bertepatan dengan pelantikan Presiden Baru Indonesia hari ini (20/10), PT. Mahoni Global atau BSEMahoni, yang bergerak di bidang mobile development, meluncurkan Buku Sekolah Elektronik versi terbaru yang dinamakan BSE 3.0. Peluncuran ini menjadi bagian dari peningkatan layanan buku digital mereka yang dinilai bisa menjadi solusi permasalahan seputar buku di dunia pendidikan Indonesia.

BSE 3.0 ini hadir dengan berbagai peningkatan fitur dan menyediakan 1600 koleksi buku pelajaran resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Buku-buku yang tersedia dalam format digital ini bisa diunduh orangtua atau siswa dari tingkat dasar hingga lanjutan. Sebagai catatan, menurut pihak pengelola Mahoni, sepanjang bulan September 2014 telah diunduh sekitar 1,5 juta buku pelajaran sekolah dari server Mahoni.

Peluncuran ini dinilai tepat waktu karena sejak tahun ajaran baru tahun 2014/2015 berjalan awal Agustus kemarin, para siswa dan guru di seluruh Indonesia mulai mempersiapkan buku-buku pelajaran berbasis Kurikulum 2013 untuk sarana belajar mereka. Sayangnya, kendala geografis dan sentralisasi percetakan di pulau Jawa tidak memungkinkan setiap anak Indonesia mendapatkan materi tersebut dengan cepat dan lancar. Biaya cetak dan distribusi menyebabkan sarana belajar mengajar menjadi makin sulit dan mahal.

Mahoni menganggap solusi buku digital sangat cocok untuk dunia pendidikan Indonesia yang geografinya berbentuk kepulauan dan jumlah pelajar yang banyak. Salah satu cara paling mudah untuk memperoleh buku-buku sekolah berbasis Kurikulum 2013 adalah dengan mengunduh dari server-server yang menyediakan.

?Mahoni mempersembahkan server yang paling lengkap, termasuk buku berbasis Kurikulum 2013 yang bisa diunduh gratis oleh siapa saja dari seluruh Indonesia, termasuk dari pulau-pulau terpencil yang sulit dijangkau,? jelas Co-Founder Mahoni Santoso Suratso seperti dikutip dalam siaran persnya.

BSE 3.0 menawarkan desain menu yang baru dan buku pelajaran sudah mencapai lebih dari 1600 buah. Santoso mengatakan, ?Selain layanan mengunduh di situsnya Mahoni.com sebagai mobile developer lokal menciptakan juga mobile aplikasi yang dinamakan ?Buku BSE?, berfungsi untuk mempermudah saat mengunduh, mengoleksi  dan membaca buku-buku pelajaran.?

Aplikasi ?Buku BSE? ini sudah tersedia dalam tiga platform populer, yaitu iOS, Android, dan Windows 8.1. Dengan adanya aplikasi ini, penggunaan  tablet dan gadget tidak lagi digunakan oleh anak-anak hanya untuk browsing, email, media sosial, dan main games, namun juga dapat  untuk membantu proses pembelajaran di sekolah.

?Jika asumsi sebuah buku  berharga Rp 20 ribu saja, maka nilai buku yg didownload selama bulan September lalu senilai Rp. 30 milyar. Ini suatu penghematan yang luar biasa bagi dunia pendidikan Indonesia,? ujar Santoso.

Santoso menambahkan, ?Mahoni.com  senang dan bangga bisa membantu program pemerintah untuk ikut menyebarkan buku pelajaran sekolah gratis kepada 50 juta siswa dan tiga juta guru di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan kemajuan teknologi maka jutaan siswa dan guru di Indonesia bisa mendapatkan koleksi buku pelajaran sekolah yang lengkap dan gratis.?

26
Saya percaya dengan dipaksakannya penerapan kurikulum 2013 menjelang akhir pemerintahan, pasti ada kongkalikong antara pemerintah, penerbit dan percetakan dalam urusan print dan pembagian buku ke sekolah sekolah. Walaupun menurut saya kurikulum baru itu bagus asal dimatangkan dulu, jangan terburu buru seperti sekarang ini, akibatnya dari segi buku dan pelatihan guru tidak terencana dengan baik, terasa sekali bahwa hal ini sangat dipaksakan.


Betul Pak, ini tergesa-gesa, jadinya seolah dipaksakan.

Yang penting seharusnya texbook (standar/wajib) buku pelajaran untuk anak sekolah harus gratis (atau murah sekali), sehingga penerbit/percetakan tak bisa kongkalikong lagi dng sekolah-sekolah. Penerbit/Percetakan tetap bisa menjual buku-buku yg bukan texbook (misal : latihan soal, lebih lanjut tentang 'sesuatu'), masih banyak yg bisa digarap oleh mereka

27
Dengan mengunduh buku sekolah secara elektronik, anak anak sekolah tinggal membeli printer secara patungan untuk mencetak buku secara bersama sama, tetapi apakah dengan cara itu bisa lebih hemat???perlu dipertimbangkan harga printer dan harga tinta serta biaya print perlembarnya. Dan jika difotocopy saya kira juga tidak begitu murah jika dibandingkan secara kualitas dengan buku cetakan percetakan.
Jika buku sekolah elektronik bisa dibuka langsung pake aplikasi, apakah itu juga efektif bahwa setiap anak harus memiliki tablet?? apakah ekonomi indonesia sudah memungkinkan sebagian anak anak indonesia memakai tablet untuk pelajaran??padahal yang belum atau tidak sekolah aja masih banyak banget..


Buku dng cetak printer atau fotocopy akan tetap lebih mahal dibandingkan buku dari percetakan, sudah sangat bagus bahwa pemerintah mencoba menggratiskan buku kurikulum 2013.....buku pelajaran gartis (atau murah) adalah hak setiap pelajar di Indonesia.

Ebook untuk saat ini mungkin terasa terlalu modern & mahal, namun jaman ebook pasti akan datang dan tak bisa dihindari..jadi harus di-songsong dengan secepatnya, justru jangan dihindari.

22 th lalu harga handphone paling murah adalah 14 juta, banyak lokasi yg tak bisa terjangkau roaming hp, pulsa mahal sekali. Namun sekarang harga hp, pulsa, dll sudah murah sekali ....sampai dipelosok desa sudah terjangkau hp.

Th 2014 ini harga sebuah tablet (android) turun terus, di glodok sudah ada yg berharga 500 rb-an, jika 1 tablet bisa diisi sampai 1000 buku, maka 1 buku nilainya hanya Rp. 500 rupiah saja, tak sampai 1000 perak...

Kalau sebuah tablet di desain khusus untuk baca buku saja, maka pasti akan menjadi semakin murah sebab tak perlu kamera, dsb....

Jika tablet khusus pembaca buku sudah muncul maka yg paling didulukan adalah para guru pengajar, mereka bisa mendapat bahan pembelajaran yg banyak sekali dng gratis. Semakin mutu guru meningkat maka pendidikan Indonesia juga semakin meningkat.

28
USAToday.com : No more books, High school goes all digital

Students at Archbishop Stepinac High School in White Plains, N.Y., will access all 40 textbooks in the school's curriculum using a laptop or tablet.


WHITE PLAINS, N.Y. - Out of curiosity, Nicholas Dadario weighed his backpack last year when it was filled with textbooks for his high school freshman honors classes at Archbishop Stepinac High School.

It weighed 35 pounds.

That backpack is going to be much lighter this year. Stepinac in White Plains has become one of the first high schools in the country to drop all textbooks like dead weight and replace them with a "digital library." When students started classes Monday, they were zipping to an app or website on their tablet or laptop and had instant access to all 40 texts in the Stepinac curriculum, not to mention all sorts of note-taking, highlighting and interactive features.

"It's not only lighter, but you're mobile," said Dadario, 15. "You can bring your computer to your friend's house, wherever, and you're all set."

It's a given that everything in K-12 education is going digital. But Stepinac, a Roman Catholic school for boys, is out in front when it comes to letting go of expensive, heavy, environmentally unfriendly and instantly outdated books in favor of video review lessons for calculus and Latin stories that can be read out loud.

Stepinac officials worked for a year with Pearson, the education company that has long dominated the textbook world, to design and create a unique digital library that is bound to be studied by other private and public schools.

"No one else in the country has this," Lisa Alfasi, an account manager at Pearson who led the project, told teachers last week as they sat down for training.

Archbishop Stepinac High School in White Plains, N.Y., has replaced all student textbooks with tablets and laptops. Tania Savayan, The (Westchester County, N.Y.) Journal News

Indeed, Dennis Lauro, executive director of the Lower Hudson Regional Information Center, which provides technical support to public schools in Westchester, Rockland and Putnam counties in New York, said that neither he nor his colleagues across the state were aware of a similar digital effort in a public school setting.

"This is the wave of the future," Lauro said. "I'm not surprised that a private school would beat the public schools to it. They have the ability to just do it. There is so much politics involved in the public schools when it comes to a move like that, needing approval from boards and committees. There will be a lot of interest in what Stepinac is doing."

For the Rev. Tom Collins, Stepinac's president, the commitment to digital source material was not a difficult a decision. For one thing, student access to the library may actually be cheaper, given the economics of private schools.

In the past, students' families had to spend up to $700 a year on textbooks. This year ? after the one-time purchase of a tablet or laptop ? families have to pay $150 for access to the digital library.

Additionally, Collins said, we've reached a point in time when high school graduates need to be two things: bilingual and technically savvy.

"I know this will sweep the country," he said. "If we can be at the genesis level, the beginning, I can say that we are preparing every student for college."

Digital textbooks

Latin teacher Nicholas Vertucci works with his textbook on the iPad during teacher training at Archbishop Stepinac High School in White Plains, N.Y. Stepinac is about to become one of the first high schools in the nation to drop textbooks. Students will use tablets with a specially designed app that includes all 40 books used by the school this year.(Photo: Tania Savayan, The (Westchester County, N.Y.) Journal News)

Using the digital library is almost as easy as cracking open a new book (as long as your Internet connection is on). A student can almost instantly tap into a global studies digital book and open an interactive map of Egypt or a speech by President John F. Kennedy about the Cuban Missile Crisis or a PBS documentary about Iran's disputed presidential election of 2009.

"Students can search for what they want, just like with Google, so now we can teach them to interpret and analyze the information," said Matthew Hogan, social studies chairperson.

A teacher can show a page from a digital book on an interactive whiteboard at the front of the class or send students a link to a particular math problem, with the teacher's notes added in.

Pearson also provided Stepinac with numerous digital resources other than the library. One website, for instance, will grade student essays not only for grammar and sentence structure but also for repeating ideas too frequently. It then suggests re-writes.

"There is so much here, you can go through it all day," said Nancy Bisogno, the English chairwoman.

The first few weeks may bring some challenges.

Stepinac officials expect to encounter some parental discomfort over dropping books with spines. They recognize there may be technical glitches at first. And they will have to encourage students to leave space-eating photos and music off their tablets ? and to keep their devices charged.

"These things will get worked out," Collins said.

There was one catch when it comes to developing the digital library for Stepinac. Pearson does not produce religious materials. So Stepinac had to contract with a Catholic publishing company to obtain PDF downloads for religion classes that students will also find on their tablets and laptops.

Generally, teachers and students were excited to try something that high schools haven't seen.

Daniel Negron, 14, a sophomore from Hartsdale, said that the digital library offers a lot of promise for the many Stepinac students who arrive home exhausted from sports practice or other activities.

"It reads to you," he said. "Listening to a book might not be the worst thing in the world."



Sumber :
http://www.usatoday.com/story/news/nation/2013/09/12/no-more-books-high-school-goes-all-digital-/2807577/

29
News / Tiga Tahun Mendatang, Penjualan Buku Digital Mencapai 40 Persen
« on: September 12, 2014, 07:37:36 PM »
Tiga Tahun Mendatang, Penjualan Buku Digital Mencapai 40 Persen


Jakarta - Penerbit Mizan Group memperkirakan penjualan buku digital pada masa yang akan datang akan lebih menjanjikan dibanding dengan penjualan buku cetak.

"Kalau digital kan biaya produksinya hilang, seperti beli kertas, cetak buku, atau biaya distribusi," kata Presiden Direktur Mizan Haidar Bagir dalam sebuah peluncuran buku di Jakarta, Kamis (11/9).

Artinya, lanjut dia, buku digital menyumbang laba lebih besar, tetapi omzetnya jauh lebih kecil dibanding buku cetak.

Haidar memperkirakan buku digital dengan pembelian online tidak akan lama lagi berkembang secara masif, sekitar dua atau tiga tahun lagi.

Namun, untuk saat ini Haidar mengatakan laba yang disumbang dari penjualan buku cetak lebih banyak dibanding buku digital, 30:10 persen.

"Masih belum 10 persen, tetapi bukan berarti kita gagal karena keadaan sekarang seperti ini, kita lihat dua atau tiga tahun lagi," katanya.

Haidar memperkirakan di masa yang akan datang penjualan buku digital mencapai 40 persen setiap tahunnya dengan laba hingga 20 persen.

Dia mengatakan meskipun masih belum marak saat ini, namun harus segera dimulai pembukaan akses terhadap pembelian buku digital, melalui Mizan Digital Initiatives.

"Meskipun buku cetak masih naik, tetapi kita tidak boleh menunggu sampai turun baru memulai, kita akan rugi, kedua akan kalah dengan pemain-pemain baru, jadi sebelum gejala turun kita sudah siap," katanya Haidar menjelaskan ada saat di mana titik penjualan buku cetak yang awalnya lebih menguntungkan berganti posisi dengan buku digital.

Dia mengatakan karena masih rintisan, kontribusi aplikasi tersebut terhadap laba, masih "diramal" dan kemungkinan melesetnya lebih besar.

"Kalau berhasil naiknya bisa berlipat-lipat kali," katanya.

Namun, Haidar mengakui bisnis di era digital masih bisa berubah, bisa jadi di masa yang akan datang pembelian buku digratiskan.

"Perubahan lingkungan pasar digital ini luar biasa, kita enggak bisa menentukan, bahkan kalau harus digratiskan kita harus ikuti untuk terus hidup," katanya.

Dia mengatakan jika hal itu terjadi, pendapatan utama diperoleh dari iklan.

Namun, Haidar memaparkan tantangan yang harus dihadapi pembelian buku online.

Pertama, kata dia, kesadaran masyarakat yang belum terbiasa dengan hak cipta.

"Pengguna internet kita ini biasa menggunakan konten gratisan atau bajakan, jadi mereka tidak biasa membeli buku digital yang asli," katanya.

Kedua, lanjut Haidar, masalah pembayaran, sebagian masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya percaya akan akun-akun pembayaran yang dikhawatirkan akan dibobol.

sumber :
http://www.beritasatu.com/iptek/209174-tiga-tahun-mendatang-penjualan-buku-digital-mencapai-40-persen.html

30
News / Bisnis Buku Cetak Meredup, Ini 3 Tantangan Buku Digital
« on: September 12, 2014, 07:36:27 PM »
Bisnis Buku Cetak Meredup, Ini 3 Tantangan Buku Digital

JAKARTA - Seiring dengan kemajuan teknologi informatika, bisnis buku cetak diperkirakan turun 2-3 tahun lagi dan digantikan oleh buku digital, meskipun pertumbuhan penjualan buku cetak dari Mizan Publika  naik sekitar 40% per tahun, kata salah seorang pendiri Mizan.

President Director Mizan Publika Haidar Bagir mengatakan sekarang  penjualan buku cetak masih tumbuh, namun seiring dengan perkembangan digital, maka posisi buku cetak bisa menurun. Dia menduga bisnis buku cetak akan turun 2-3 tahun lagi.

Adanya kemajuan teknologi, langkah baru dari Mizan Group mendirikan Mizan Digital Publishing yang menerbitkan dan memasarkan konten digiyal melalui berbagai media dan perangkat. Dan yang baru diluncurkan yaitu Mizan Digital Initiative yang menjadi ujung tombak untuk mengharungi masa depan perusahaan tersebut. "Ini baru proyek rintisan," kata Haidar disela-sela peresmian peluncuran Mizan Digital Initiative.

Waktu ditanya tantangan yang dihadapi dalam bisnis buku digital, Haidar menyebutkan ada tiga tantangan utamanya.

Pertama, adalah pembelian buku yang tidak syah. Untuk mengatasinya, pihaknya melengkapi sistemnya dengan digital rights management (DRM).

Kedua payment yang ada beberapa sistem yang belum populer.

Ketiga adalah persoalan kepercayaan orang berbelanja di online.

Untuk menjual buku digital Mizan, kata Haidar, dapat di toko online, google store, dan play store.

sumber :
http://www.kabar24.com/bisnis/read/20140912/11/229762/bisnis-buku-cetak-meredup-ini-3-tantangan-buku-digital?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter&dlvrit=1378317

Pages: 1 [2] 3 4 5