Pengalaman Menggunakan Aplikasi BSE, oleh Denu Aeni
Ada banyak pengalaman di bidang pendidikan semenjak saya menggunakan apikasi BSE. Tapi saya tuliskan tiga aja yah... Oke, langsung aja. Ini dia:
Pengalaman ISaya nemu aplikasi BSE berkat kesadaran saya akan dampak positif internet (plus lagi bokek juga ding, hihi). Saya ingat betul waktu dapat nilai biologi tertinggi di kelas.
Ehem. Saya ini termasuk tipe siswa yang jarang mencatat tulisan guru di papan tulis lho... Bukan karena malas. Tapi mata saya minus dan nggak pake kacamata. Biasanya saya bakal pinjem catatan punya temen dikala jam istirahat. Sialnya, waktu itu saya lupa nyatet dan baru nyadar sampai malam sebelum ulangan. Saya agak panik; ulangan jam pertama, catatan sebagian doang, buku paket dan LKS pun belum dibagikan.
Nah, karena saya termasuk warga negara Indonesia yang baik hati dan tidak sombong, serta melek internet (jiah!), saya cari-cari tahu tuh bahan biologi di internet bakal ulangan besoknya. Hingga akhirnya ketemu sama aplikasi BSE yang keren bin kece, hehehe.
Dan gabungan antara kerja keras plus aplikasi ini membuat saya mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Yeah!
Pengalaman IIAdek saya kelas empat SD. Kalau nemu soal yang masih lumayan dia pasti nanya ke Ibu, tapi kalau soalnya njlimet bin banget, yah saya jadi sasarannya deh (emang dasar adek nyebelin). Kerennya, akhir-akhir ini saya tinggal nyodorin aja tuh aplikasi BSE buat dia (hehe, nggak repot, kan?).
Kalau menemukan kendala, baru saya tolong dia. Hasilnya, sepulang sekolah pasti deh dia pamer nilai ke saya. Yah, nggak apalah kalau adek saya pamer. Yang penting dia seneng, orang tua bangga, dan saya pun demikian.
The Best (III)Pengalaman paling enak yah Safe the Planet, dong! Yang biasanya perlu mencetak berjuta-juta lembar kertas dengan puluhan pohon ditebang, sekarang bisa diminimalisir. Setidaknya. Dan semoga juga dengan terus berkembangnya teknologi serupa, peringkat pertama Indonesia dalam Guinnes Book of Record akibat pengrusakan hutan paling cepat di dunia bisa hilang. FYI nih, Indonesia pun mengalahkan Brazil dalam hal negatif ini. Masih mending kalau ngalahin kesebelasan Brazil, lah ini malah ngalahin dalam hal penggundulan hutan! Wow!
Seenggaknya itulah tiga pengalaman positif saya saat menggunakan aplikasi BSE. Tapi Dinas Pendidikan Indonesia mungkin nggak akan keberatan lah ya, kalau saya beri sedikit saran. Biar nggak melulu di atas angin karena pujian. Peace
Begini, selain sebagai siswa SMA, saya juga jadi pengajar sukarela di madrasah desa. Sebenarnya sih banyak orang dewasa yang pandai dan mampu mengajar anak-anak di madrasah itu, tapi entahlah. Mereka sepertinya lebih memilih untuk tidak ikut serta. Padahal kami sering kewalahan dengan banyaknya murid di sana. Parahnya, kadang sampai kejadian tiga kelas cuma dihandle sama satu pengajar.
Tapi, lupakan soal itu, hehe.
Dari segala jenis cara mengajar di dunia ini, saya paling suka mendongeng. Anak-anak madrasah pun demikian. Mereka bakal diam kalau saya sudah mulai cerita. Anak-anak benar-benar mendengarkan. Hanya ada suara saya. Mereka menikmati. Memperhatikan.
Kadang saya malah pengen ketawa sendiri. Kok bisa anak paling bandel di kelas bisa ikut khusyuk mendengarkan. Padahal kan biasanya dia ribut bukan main macam orang jualan sayur di pasar, haha
Sering saya dapatkan bahan mendongeng di internet. Nah, mungkin pihak Dinas Pendidikan Indonesia bisa menambahkan buku-buku dongeng atau semacamnya pada aplikasi BSE. Nggak Cuma buku-buku sekolah formal, komik KPK, dan kamus atau Thesaurus saja. Lebih luas, lebih cerdaslah bangsa ini.
Ngomong-omong, saya suka aplikasi ini. Penampilannya keren dan user friendly. Lebih keren dari web-web toko buku online kalau kata saya (ehem).
Good job Dinas Pendidikan Indonesia!
Sumber :
http://mahoni.com/forum/index.php/topic,1084.0.html