Author Topic: AKU, BUKU KU DAN E-BOOK KU : Sebuah Pengalaman Menggunakan Aplikasi Buku BSE  (Read 5704 times)

Offlinesatyana

Jr. Member

AKU, BUKU KU DAN E-BOOK KU : Sebuah Pengalaman Menggunakan Aplikasi Buku BSE


Sumber :
http://froczi.wordpress.com/2014/11/07/pengalaman-menggunakan-aplikasi-buku-bse/

Aku, anak perempuan dari kampung yang lahir pada tahun 1990-an. Desa kami terletak di wilayah pegunungan yang jauh dari kota. Masa SD ku, mungkin aku tak seberuntung anak SD jaman sekarang. Banyak fasilitas, banyak media yang digunakan untuk belajar, banyak alat canggih penunjang kegiatan belajar mengajar dan lain-lain. Anak dengan 100 mimpinya yang ditempel dimading sekolah ini hanya memiliki saku Tiga ratus sampai Lima ratus rupiah setiap hari. Mungkin kalau anak SD jaman sekarang nilai rupiah segitu tak ada artinya. Tiap hari aku sekolah, baca buku pelajaran hanya ketika aku berada disekolah, itupun jarang. Paling hobi kalau dirumah nonton tv, disekolah main bulutangkis, dan main catur. Hal yang paling menyenangkan waktu itu adalah bermain. Meskipun sudah bertahun-tahun lalu, namun aku masih ingat jelas bagaimana dulu aku menjalani masa sekolahku. Waktu SD, aku tak memiliki banyak buku. Hanya menggunakan buku bekas milik kakakku. Buku-buku penunjang sekolah hanya dimiliki oleh sebagian teman saja, yaitu mereka yang berasal dari keluarga kaya pada waktu itu. Sedangkan aku dari keluarga yang biasa saja. Namun itu tak menyurutkan niatku untuk menimba ilmu. Entah kenapa aku berfikir, belajar tak harus dengan membaca buku. Kelas 1 SD aku belum begitu mengerti arti dari "juara kelas". Apapun yang aku peroleh dikelas aku tak begitu menghiraukannya, yang aku tahu ketika pengambilan rapot orang tua ku sangat senang. Dari 28 siswa aku diurutan nomer 1. Namun ketika jadi juara kelas tentunya selalu ada pihak yang tidak suka. Kelas 1 SD sampai kelas 3 SD aku merasa diasingkan oleh pihak tertentu dan aku hanya ditemani oleh teman-teman laki-laki. Kebiasaan main bareng sama laki-laki menjadikan pribadi aku menjadi gadis tomboy. Kelas 4 SD ketika dapat ejekan dari pihak tertentu aku mulai geram. Teringat jelas ketika aku menggebrak meja temanku dan menarik kerah bajunya. Semua teman dikelas teriak heboh. Aku tak bermaksud untuk jadi jagoan atau apa, aku hanya ingin supaya mereka tidak seperti itu. Tapi setelah kejadian itu mereka tidak pernah lagi mengucilkan aku dan akhirnya kita berteman baik sampai sekarang.

2006 aku masuk SMP. Orang tua mengirimkan aku ke pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah disana. Selain biaya yang murah aku juga bisa belajar agama disana. Orang tua ku selalu adil dalam mendidik anak-anaknya. Pesantren yang aku tinggali merupakan pesantren yang ditinggali kakakku juga. Kakak lulus SMP aku masuk SMP buku-buku punya kakakpun terus turun ke aku, meskipun kurikulumnya sedikit berbeda. Namun aku tetap harus beli buku wajib berupa LKS (lembar kerja siswa) yang materinya juga tidak begitu lengkap. Untungnya aku tinggal dipesantren, disana banyak buku-buku milik alumni yang ditinggal, dari situlah aku mempunyai buku-buku paket yang lebih lengkap. Sebenarnya diperpustakaan juga banyak buku, tapi setiap kali keperpustakaan yang aku lakukan kalau gak nonton tv, main catur. Soalnya dipesantren tidak ada tv dan tidak boleh membawa/memainkan catur, karena dianggap mengganggu aktifitas pesantren. Namun sepertinya pesantren sekarang justru memfasilitasi tv, komputer dan lain-lain kepada santrinya. Untuk membuang kejenuhanku tiap sabtu dan minggu dipesantren (karena sabtu dan minggu kegiatan diniyah libur), aku memiliki kegiatan lain yaitu pencak silat. Aku yang tomboy sangat senang dengan kegiatan ini, selain bisa melindungi diri sendiri aku berfikir aku juga bisa melindungi teman-temanku santri putri.

2009 aku masuk Madrasah Aliyah, aku yang berkeinginan sekolah di Sekolah Negri tidak direstui. Aku tetap dipesantren itu dan lanjut sekolah swasta di yayasan itu juga. Makin jenuh memang, tapi ternyata justru dari situlah awal perjalananku. Kelas X A, itu kelas awal aku masuk. Aku tak pernah berfikir sebelumnya, bahwa kejadian waktu SD akan terulang lagi. Kelas X ini aku hanya bisa diam, sampai akhirnya aku berfikir, aku harus lebih pintar dari pada mereka. Dari situlah aku mulai giat belajar, banyak baca materi sekolah, sering ke warnet (warung internet) meski jauh dari pesantren. Itu semua aku lakukan untuk upgrading diri sendiri. Tiap tengah malam aku belajar dan membuka materi untuk pelajaran esok. Wal hasil aku jadi juara kelas berturut-turut. Sesuai perjanjian sekolah, siapa yang juara kelas maka dibebaskan biaya SPP. Alhamdulillah dari kelas X sampai lulus gratis SPP. Aku juga giat berorganisasi, aku lebih banyak teman daripada sebelumnya. Sejak itu pula tak ada yang mengucilkan aku.

Persamaan ku waktu SD dan SMA, sama-sama jadi korban pengucilan. Bedanya makin dewasa makin bisa mengolah situasi dan emosi. Tidak terbayangkan jika yang ku lakukan waktu SMA sama seperti waktu SD, mungkin bisa jadi lebih parah dari pada sekedar menggebrak meja dan mengangkat kerah baju teman. Itu merupakan hal konyol yang pernah ku lakukan. Sejak kejadian di SMA aku lebih senang terhadap buku. Dan aku berfikir lagi  "belajar memang tak harus dengan membaca, tapi dengan membaca aku bisa mengetahui betapa luasnya lautan ilmu". Setiap orang yang mempunyai tujuan hidup pasti punya cita-cita. Seratus mimpi yang kutempel di mading SD dulu salah satunya adalah ingin kuliah. Setelah lulus SMA aku mencoba daftar di beberapa perguruan tinggi, beberapa kali pengumuman di tolak. Dan di pengumuman terakhir aku lolos di PTN dengan prodi Akuntansi, tepatnya di ujung sebrang Jawa Timur. Lebih bersyukur lagi, dengan situasi financial keluarga yang pas-pasan, aku mendapatkan beasiswa bidikmisi yang menjamin kuliahku. Banyak mata kuliah yang membahas masalah ekonomi dan financial. Baru-baru ini materi kuliah tentang financial. siang itu aku searching tentang E-book keuangan. Aku menemukan BSE dan membuka satu persatu menu yang disediakan. Dan ternyata ada buku bank indonesia. Itu sangat membantu dan menambah wawasanku. Sempat berfikir, andai saja BSE hadir dari jamanku dulu, mungkin aku tak serepot waktu itu. Namun itu semua tak perlu disayangkan. Karena BSE hadir untuk para pengguna sekarang (termasuk aku) dan sangat membantu untuk dunia pendidikan. Tak hanya pendidikan anak SD, SMP,SMA, SMK tapi bagi semua kalangan yang ingin belajar.

Buat semua kalangan, tak ada alasan untuk tidak belajar. Dijaman yang modern ini, kita bisa melakukan banyak hal . mari manfaatkan media yang ada untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Tidak ada alasan untuk tidak belajar. Aku sangat senang dengan adanya e-book. Lebih praktis, lebih ringan bawanya dan insyaallah tetap dapat ilmunya. Dengan adanya E-Book juga, berarti turut menjaga lingkungan dan menyelamatkan milyaran pohon. Mari hemat energy untuk generasi luar biasa esok hari, dengan e-book mari berprestasi. ini "Pengalaman Menggunakan Buku BSE, Aplikasi Buku BSE dan Mahoni.com" bagaimana dengan kalian?
« Last Edit: November 08, 2014, 09:43:25 AM by satyana »