[songyou]

24 - 30 Juli 2017 -- Tempo

Begitu Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP pada Senin pekan lalu, Sudirman Said teringat percakapannya dengan Presiden Joko Widodo pada November 2015. Dalam sidang Mahkamah Kehormatan, rekaman percakapan sepanjang 1 jam 20 menit itu dibuka. Dari rekaman itu terdengar bahwa Setya meminta saham karena ia hendak melobi pemerintah memperpanjang kontrak karya Freeport yang akan berakhir pada 2021. Setya akhirnya mundur dari kursi Ketua DPR sebelum Majelis Kehormatan menjatuhkan sanksi. Tanda-tanda Setya Novanto bakal menyandang status tersangka dipaparkan dalam surat dakwaan untuk dua pejabat Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto, yang dibacakan jaksa di pengadilan pada awal Maret lalu. Setya, yang saat itu memegang posisi Ketua Fraksi Golkar di DPR, disebut bersama-sama mereka menyebabkan uang negara amblas Rp 2,3 triliun dari total nilai proyek e-KTP sebesar Rp 5,9 triliun.

Download majalahnya di sini

Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows