Aqua Edisi 63 - Trobos
Carut marut sektor industri marikultur Indonesia dirasakan dua tahun terakhir. Diungkapkan Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) Effendy, sudah sejak 2016 lalu banyak pembudidaya ikan laut khususnya kerapu yang kolaps. Ia mengeluhkan kolapsnya usaha budidaya kerapu di berbagai tempat salah satunya karena regulasi yang menghambat. Lanjut dia, sudah banyak perusahaan yang kolaps karena ikannya tidak terjual, saat ini yang masih bisa bertahan hanya pembudidaya di lokasi tertentu yang masih bisa diserap pasar hasil panennya. Sementara, General Manager Marikultur Perum Perikanan Indonesia (Perindo) Muhibuddin Koto yang akrab disapa Budi menyadari bahwa salah satu faktor yang menyebabkan produksi budidaya laut yang menurun, khususnya kerapu, akibat tidak terserapnya hasil panen karena tidak terangkut kapal. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pembudidaya yang berada di lokasi yang menyebar dan tidak tersentral di satu titik. Simak ulasan khusus tentang solusi masalah malikultur nasional dalam rubrik "Inti Akua" hanya di Majalah Trobos Aqua edisi kali ini.
Download Majalahnya di sini Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows