03 - 09 April 2017 -- Tempo
Ketika baru dimulai pada September 2015, anggaran proyek LRT (Light Rail Transit) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi dibebankan sepenuhnya pada APBN. Anggarannya masuk pagu belanja modal Kementerian Perhubungan. PT Adhi Karya Tbk lalu ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana proyek ini. Sebagai modal awal, pemerintah menyuntikkan dana Rp 1,4 triliun ke Adhi Karya dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN). Setelah proyek berjalan hampir dua tahun, munculnya sebuah kabar bahwa pendanaan proyek LRT terancam seret langsung merebak. Hal ini menimbulkan berbagai rumor yang berkembang liar, bahkan seorang petinggi Kementerian BUMN bercerita bahwa dana untuk proyek LRT Jakarta-Bogor kini hanya cukup untuk merampungkan rel sampai Cibubur. Namun Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto membantah kabar itu. "Pengerjaan saat ini baru sampai Cibubur karena kontrak proyek kami memang hanya sampai Cibubur," ujarnya. Kendati demikian, Budi mengaku siap jika BUMN konstruksi itu diminta harus mengerjakan sampai Bogor.
Download majalahnya di sini Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows