[songyou]

Volume 34 (26 Agustus 2018) - Hidup

Pandangan gereja tentang tindakan bunuh diri dari dulu hingga kini tetap sama. Namun, dalam menyikapi peristiwa bunuh diri, Gereja mengalami perubahan cukup berarti. Perubahan sikap pastoral terjadi karena Gereja menyadari, banyak kasus bunuh diri tak selalu sebagai tindakan yang tahu dan mau secara obyektif. Secara psikologis, banyak orang bunuh diri karena stres sangat berat atau kekecewaan mendalam, sehingga mereka tak bisa lagi menggunakan akal sehat. Beban ekonomi, beratnya tanggungjawab moral dan kesendirian bisa saja menjebak orang-orang itu pada lorong gelap tak berujung dan penuh ketidakpastian. Maka perbuatan orang yang stres, secara moral bukan lagi perbuatan secara tahu dan mau.

Meski sikap pastoral Gereja sudah sedemikian jelas, mengapa masih terjadi perbedaan sikap petugas pastoral di lapangan? Hal ini perlu dicermati dan disosialisasikan kepada pastor dan umat. Simak "Sajian Utama" Majalah Katolik HIDUP Edisi 34 tentang cara Gereja menyikapi persoalan bunuh diri.

Download Majalahnya di sini

Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows