Kerlip Lentera di Sudut Desa
Sardono Syarief
Halintar adalah anak lelaki semata wayang Mak Darni. Ayahnya, telah meninggal sejak anak itu masih kecil. Dia dibesarkan dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan. Meski demikian, Halintar tumbuh dengan tabiat yang baik. Berbudi dan rendah hati tehadap siapa pun. Halintar selalu patuh kepada perintah dan nasihat baik Mak Darni. Dia tak pernah menolak apa yang ibunya kehendaki. Termasuk pula ikut membantu ibunya dalam mencari uang. Halintar tak pernah enggan membawa dagangan ibunya ke sekolah. Di samping untuk dititipkan ke kantin, dia sendiri ikut menjualnya juga.
Sebagai anak dari orang tua yang miskin, hidup Halintar tentu mengalami banyak keterbatasan. Walau demikian tidak menjadikan anak kelas 6 SD itu putus asa. Apalagi putus sekolah. Bahkan anak itu bertekad keras, untuk bisa menamatkan sekolahnya sampai setinggi langit.
Itu semua dia sadari bahwa untuk menjadi orang yang berhasil, terlebih dulu dia harus pandai. Untuk menjadi anak yang pandai, tak ada cara lain kecuali bersekolah. Karena dengan bersekolah, sudah pasti akan memiliki banyak ilmu pengetahuan. Dengan berilmu dan berpengetahuan yang banyak, Halintar yakin akan bisa menemukan jalan hidup yang penuh gemilang. Segemilang impiannya dalam menggapai hari esok di balik kerlip lentera di sudut desa.
Nah, bagaimana akhir cerita sepak terjang Halintar bersama ibunya? Mari, kita baca bersama buku sederhana ini hingga tamat!
Aplikasi TOKO BUKU tersedia untuk iOS,Android,dan Windows