Edisi 182 - IDEA
Di negeri khatulistiwa, arsitektur urban tropis boleh dikata arsitektur yang tanggap lingkungan karena menciptakan hunian nyaman sekaligus memanfaatkan energi terbarukan. Aktivitas kita dalam rumah tidak terlalu bergantung dengan penggunaan lampu dan pendingin ruangan. Tugas arsitek untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi para penghuninya pun tercapai. Elemen yang biasanya hadir dalam arsitektur tropis adalah serambi depan atau serambi belakang, lubang angin, banyak jendela untuk sirkulasi udara, dan plafon tinggi.
Pada edisi bulan ini, Majalah IDEA menyajikan bagian dari proses modernisasi arsitektur Indonesia, sebuah karya arsitektur hunian urban yang menyiasati iklim tropis. Sebagai contoh ruang bersantap di sebuah rumah di Pulomas, didesain berlimpah cahaya namun tetap sejuk. Dinding roster, yang kerap dijumpai pada rumah-rumah dekade akhir 1950-an atau 1960-an, kini dihadirkan kembali untuk mengalirkan udara sekaligus mempercantik fasad hunian. Salah satu perkara yang menarik adalah penerapan filosofi krowakisme atau bangunan berongga ala Studio SA_e.
Download Majalahnya di sini Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows