Vol 50 (16 Desember 2018) - Hidup
Seperti kita ketahui, selama ini, Anggur Misa yang dipergunakan Gereja Katolik di seluruh Indonesia merupakan anggur yang diimpor dari Australia. Tentu saja hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak hanya kebutuhan keuskupan-keuskupan saja yang harus dipenuhi. Komunitas-komunitas imam, suster, frater, bruder, dan lain-lain memerlukan Anggur Misa dengan kualitas sama. Dapat dibayangkan berapa liter Anggur Misa yang harus didatangkan dari dua benua itu. Proses pendistribusiannya pun memerlukan waktu dan biaya.
Dari para petani Buleleng, Bali, Indonesia bisa swasembada anggur Misa yang mana ini tentu akan berdampak positif bagi Gereja di Indonesia. Selain sebagai tanda kemandirian Gereja Katolik Indonesia, hal ini akan berdampak langsung pada roda perekonomian Indonesia. Ia memiliki multiplier effect yang tidak bisa kita pungkiri akan kita rasakan, kendati tidak sebesar dampak produk ekonomi lainnya. Dan, tidak tertutup kamungkinan Gereja Katolik yang tergabung dalam Federation of Asian Bishops' Conference (FABC) suatu saat akan mengimpor Anggur Misa buatan Indonesia ini.
Download Majalahnya di sini Aplikasi MAJALAH INDONESIA tersedia untuk iOS,Android,dan Windows